Indonesia Tegaskan Perlindungan Jurnalis Perempuan di Forum UNESCO Paris

On Berita – Jakarta – Dalam sidang IPDC ke-69 UNESCO di Paris, Indonesia menegaskan komitmen globalnya untuk melindungi jurnalis perempuan, memperjuangkan kesetaraan gender, dan memperkuat media yang inklusif melalui peran strategisnya sebagai Wakil Ketua IPDC Asia-Pasifik.

Indonesia kembali menegaskan kepemimpinannya di panggung komunikasi global. Dalam Sidang ke-69 Biro Intergovernmental Council of International Programme for the Development of Communication (IPDC) UNESCO di Paris, Indonesia mengangkat isu penting keselamatan jurnalis perempuan, terutama dari komunitas adat dan daerah rawan.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Dirjen Komunikasi Publik dan Media (KPM) Kemkomdigi, Fifi Aleyda Yahya, yang mewakili Indonesia dalam forum internasional tersebut. Ia menyampaikan bahwa Menkomdigi Meutya Hafid, sebagai mantan jurnalis perempuan, memiliki komitmen kuat terhadap keselamatan jurnalis, khususnya perempuan.

“Indonesia memperjuangkan media yang plural, setara, dan aman bagi semua jurnalis. Ini bukan hanya posisi kebijakan, tapi komitmen nyata,” ujar Fifi.

Dalam kapasitasnya sebagai Wakil Ketua IPDC Regional IV Asia-Pasifik periode 2023–2027, Indonesia turut mengevaluasi 89 proposal proyek media yang diajukan kepada IPDC UNESCO, termasuk tambahan satu proposal dari Mauritius. Fokus utama evaluasi adalah memastikan bahwa proyek-proyek yang akan menerima pendanaan UNESCO sejalan dengan nilai keselamatan jurnalis, keberagaman media, dan kesetaraan gender.

Fifi menekankan pentingnya peran aktif negara berkembang dalam menjaga transparansi dan integritas proses pendanaan proyek komunikasi global. “Suara negara berkembang harus terus hadir, dan Indonesia siap menjadi pelopor untuk itu,” katanya.

Partisipasi Indonesia di IPDC UNESCO menunjukkan komitmen diplomasi multilateral yang progresif dalam bidang komunikasi, serta dukungan aktif terhadap penguatan demokrasi dan perlindungan pers di seluruh dunia.