Komite MTsN 22 Jakarta dan Bawaslu DKI Jakarta MoU Tanamkan Nilai Demokrasi Sejak Dini di Lingkungan Madrasah
On Berita – Jakarta – Komite Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 22 Jakarta resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi DKI Jakarta dalam rangka penguatan pendidikan demokrasi, partisipasi warga madrasah, dan literasi pengawasan pemilu di kalangan pelajar.
Penandatanganan ini berlangsung di Swiss-Belresidences Kalibata, Jakarta Selatan, bersamaan dengan kegiatan “Sosialisasi Penguatan Pengawasan dan Keterlibatan Masyarakat dalam Pemilu 2029” yang diselenggarakan oleh Bawaslu Provinsi DKI Jakarta dan dihadiri oleh berbagai lembaga mitra, termasuk media dan organisasi masyarakat sipil.
MoU tersebut menjadi tonggak penting bagi dunia pendidikan madrasah, karena membuka ruang kolaborasi antara lembaga pengawas pemilu dan sekolah dalam menanamkan nilai-nilai kejujuran, partisipasi, dan tanggung jawab sosial sejak usia muda.
Ibu Rina Lubis sebagai Ketua Komite MTsN 22 Jakarta menyampaikan rasa bangga dan apresiasi atas kesempatan kerja sama ini.
“Kami berterima kasih kepada Bawaslu DKI Jakarta atas kepercayaannya kepada madrasah. Penandatanganan MoU ini menjadi momentum penting untuk memperkuat pendidikan karakter dan demokrasi di lingkungan madrasah,” ujarnya.
Ia menambahkan, pendidikan politik yang sehat tidak selalu berarti kegiatan kampanye, tetapi penanaman nilai dasar seperti kejujuran, tanggung jawab, dan sikap kritis terhadap informasi.
“Kami ingin anak-anak madrasah memahami bahwa demokrasi bukan sekadar memilih dalam pemilu, tetapi juga tentang keadilan, keterbukaan, dan kepedulian terhadap sesama,” tambahnya.
Ketua Bawaslu Provinsi DKI Jakarta, Munandar Nugrahan, dalam sambutannya menyebut kolaborasi ini sebagai langkah maju dalam membangun kesadaran politik dan etika demokrasi sejak dini.
“Pengawasan pemilu tidak bisa berdiri sendiri. Kami membutuhkan dukungan dari dunia pendidikan untuk menanamkan nilai-nilai integritas dan partisipasi kepada generasi muda,” tutur Munandar.
Ia menegaskan, Bawaslu DKI Jakarta terus berupaya memperluas jangkauan pendidikan pengawasan partisipatif agar melibatkan seluruh lapisan masyarakat, termasuk kalangan pelajar madrasah.
Sementara itu, Burhanudin, Anggota Komisioner Bawaslu DKI Jakarta sekaligus pengampu kegiatan, menjelaskan bahwa kerja sama dengan madrasah menjadi bagian dari strategi membangun basis kesadaran demokrasi jangka panjang.
“Anak-anak madrasah adalah calon pemilih dan pemimpin masa depan. Dengan kolaborasi seperti ini, kami berharap muncul generasi muda yang jujur, kritis, dan paham pentingnya menjaga keadilan dalam setiap proses demokrasi,” ungkap Burhanudin.
Komite MTsN 22 Jakarta berharap kerja sama ini menjadi langkah awal untuk program berkelanjutan antara dunia pendidikan dan lembaga negara dalam membangun budaya demokrasi yang sehat dan beretika.
Ke depan, komite bersama pihak madrasah berencana mengadakan program literasi demokrasi dan pelatihan pengawasan pemilu berbasis pelajar, agar nilai-nilai keadilan dan integritas tertanam kuat dalam diri peserta didik.
“Kami ingin madrasah menjadi tempat lahirnya generasi yang cerdas secara intelektual dan berintegritas dalam moral serta sosial. Itulah misi kami bersama Bawaslu,” tutup Ketua Komite.
Penulis : Rizky Saptanugraha
Editor : Ali Ramadhan
