Status Gunung Anak Krakatau Level II: BMKG Menghimbau Warga Untuk Waspada
2 mins read

Status Gunung Anak Krakatau Level II: BMKG Menghimbau Warga Untuk Waspada

On Berita – Jakarta – Aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau kembali menjadi perhatian setelah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan status gunung tersebut pada Level II (Waspada).

Status ini mengindikasikan bahwa aktivitas vulkanik masih menunjukkan peningkatan yang perlu diwaspadai masyarakat, terutama warga yang berada di kawasan pesisir dan yang beraktivitas di sekitar Selat Sunda.

Laporan terbaru menunjukkan bahwa asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis, menandakan adanya pelepasan gas dari perut gunung.

Pelaksana tugas Kabid Humas Polda Banten, AKBP Meryadi, menjelaskan bahwa kondisi ini menjadi sinyal bagi masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan.

“Gunung Anak Krakatau masih berada pada Level II. Asap kawah berwarna putih dan terlihat tipis,” ujarnya di Kota Serang, Selasa (9/12/2025).

PVMBG tegas merekomendasikan agar masyarakat, wisatawan, hingga nelayan tidak mendekati radius 2 kilometer dari kawah aktif. Larangan ini bertujuan meminimalkan risiko dari potensi letusan kecil, lontaran material, maupun paparan gas berbahaya.

Di sisi lain, BMKG turut mengingatkan bahwa kondisi cuaca yang dinamis dapat memperburuk situasi, terutama bagi warga pesisir.

Prakiraan cuaca di wilayah Banten menunjukkan pola cerah berawan hingga berawan pada pagi hari, namun hujan ringan berpotensi turun di beberapa kecamatan mulai siang menjelang sore.

Faktor tambahan seperti kecepatan angin 5–35 km/jam serta kelembapan tinggi 60–95 persen dinilai dapat memengaruhi stabilitas atmosfer.

BMKG juga mengeluarkan peringatan dini gelombang laut setinggi 1,25–2,5 meter di Perairan Selatan Pandeglang, Selat Sunda bagian Barat, dan Perairan Selatan Lebak.

Kondisi tersebut dianggap cukup berisiko bagi aktivitas pelayaran, nelayan, dan wisata bahari.

Polda Banten menekankan pentingnya kesiapsiagaan, termasuk mengikuti panduan keselamatan saat cuaca ekstrem.

Masyarakat diminta untuk selalu memperhatikan informasi resmi, menyiapkan tas darurat, dan menghindari aktivitas luar ruang yang tidak mendesak. “Cuaca dapat berubah cepat. Tunda kegiatan luar rumah saat hujan lebat atau angin kencang,” tegas Meryadi.

Ia juga mengimbau warga untuk tidak berteduh di bawah pohon atau tiang listrik saat terjadi petir, karena risiko tersambar dapat meningkat pada kondisi tersebut.

Antisipasi warga dianggap penting dalam upaya menekan risiko kecelakaan maupun korban jiwa.

Sebagai bagian dari langkah mitigasi, Polda Banten menyiapkan personel di dua Posko Siaga Bencana lengkap dengan peralatan Search and Rescue (SAR).

Posko ini akan menjadi pusat koordinasi jika terjadi kondisi darurat dan membantu mempercepat respons di lapangan.

“Keselamatan publik tetap menjadi prioritas kami. Kami terus berkoordinasi dengan BMKG dan PVMBG untuk memastikan informasi yang tersampaikan kepada masyarakat selalu akurat dan terkini,” tutup Meryadi.

Secara keseluruhan, peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau ini menjadi pengingat bahwa kewaspadaan tidak boleh kendor, terlebih bagi masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana dan yang beraktivitas di area pesisir Selat Sunda.

#OnBerita #GunungAnakKrakatau #StatusWaspada #BMKG #PVMBG #BencanaGeologi #MitigasiBencana #CuacaEkstrem #SelatSunda #Banten

Penulis : Rizky Saptanugraha

Editor : Ali Ramadhan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *