Aktivitas Vulknik Merapi Meningkat: Warga Dihimbau Jauhi Zona Bahaya
Aktivitas erupsi Gunung Merapi kembali menjadi sorotan setelah gunung api paling aktif di Indonesia itu menunjukkan peningkatan aktivitas dalam beberapa hari terakhir.
On Berita, Jakarta – Laporan terbaru dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) yang menyebut bahwa Gunung Merapi hingga Kamis, 4 Desember 2025, masih berada pada Status Siaga (Level III). Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental sepanjang hari, aktivitas vulkanik Merapi terpantau meningkat, terutama pada sektor barat daya yang menjadi jalur utama guguran lava.
Dari data kegempaan, BPPTKG mencatat peningkatan aktivitas berupa gempa guguran, gempa hembusan, dan gempa vulkanik dangkal yang menjadi indikasi adanya suplai magma baru ke permukaan. Situasi ini menandakan bahwa dinamika aktivitas Merapi masih berlangsung dan belum menunjukkan tanda-tanda penurunan yang signifikan.
Selain aktivitas erupsi langsung, BPPTKG juga melaporkan adanya potensi bahaya sekunder akibat kondisi cuaca di puncak Merapi. Hujan dengan intensitas ringan hingga sedang tercatat mengguyur area puncak selama dua hari terakhir. Kondisi ini meningkatkan risiko terbentuknya aliran lahar hujan yang membawa material vulkanik ke lereng dan alur sungai. Beberapa sungai yang berpotensi terdampak antara lain Kali Bebeng, Kali Boyong, Kali Krasak, dan Kali Senowo, yang merupakan jalur aliran material vulkanik dari kubah lava barat daya.
Atas kondisi tersebut, BPPTKG meminta warga yang tinggal atau beraktivitas di sekitar bantaran sungai untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama saat hujan deras turun di kawasan hulu. Masyarakat diingatkan agar tidak melakukan aktivitas apa pun di dalam radius bahaya, termasuk penambangan pasir dan penyeberangan sungai di area berisiko tinggi.
Fenomena aktivitas vulkanik yang terus meningkat ini kembali menegaskan bahwa ancaman Merapi tidak hanya berasal dari letusan eksplosif, tetapi juga bergerak dalam bentuk bahaya sekunder seperti guguran lava, awan panas, dan aliran lahar hujan. Pemerintah daerah, melalui BPBD dan tim SAR gabungan, telah menyiagakan berbagai fasilitas pendukung seperti pos pemantauan, jalur evakuasi, serta posko informasi untuk memastikan respons cepat apabila terjadi peningkatan aktivitas sewaktu-waktu.
Dalam keterangan tertulisnya, BPPTKG menegaskan bahwa pemantauan Merapi dilakukan selama 24 jam melalui instrumen seismograf, kamera CCTV, thermal imaging, hingga drone pemetaan. Hal ini menjadi bagian dari upaya mitigasi jangka panjang untuk meminimalkan risiko bencana bagi warga yang tinggal di lereng Merapi.
Masyarakat juga diimbau agar tetap tenang dan mengandalkan informasi dari kanal resmi BPPTKG, PVMBG, dan pemerintah daerah. Penyebaran informasi palsu atau hoaks terkait kondisi Merapi dapat menimbulkan kepanikan yang tidak perlu. BPPTKG memastikan bahwa setiap perkembangan Merapi akan diumumkan secara berkala sesuai standar nasional pemantauan gunung api.
Dengan kondisi yang masih fluktuatif dan aktivitas vulkanik yang cenderung meningkat, masyarakat di sekitar Merapi diminta meningkatkan kewaspadaan dan mematuhi setiap arahan dari petugas di lapangan. Meskipun Merapi belum menunjukkan letusan besar eksplosif, dinamika aktivitasnya masih berlangsung aktif dan berpotensi berubah sewaktu-waktu.
#ONBerita #ONBERITA #OnBeritaJakarta#GunungMerapi #BencanaAlam #MerapiUpdate
Penulis : Fajar Novryanto
Editor: Ali Ramadhan
