Menag Terima Delegasi IIS Austria, Paparkan Harmoni dan Moderasi Beragama di Indonesia
On Berita – JAKARTA, Menteri Agama Nasaruddin Umar menerima audiensi sepuluh delegasi program Indonesian Interfaith Scholarship (IIS) 2025 asal Austria di Kantor Kementerian Agama, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Kamis (13/11/2025). Pertemuan ini menjadi ajang dialog lintas budaya dan agama untuk memperkenalkan praktik baik kerukunan umat beragama di Indonesia.
Dalam sambutannya, Menag menjelaskan filosofi serta nilai harmoni yang menjadi ciri khas kehidupan beragama di Indonesia. Ia mencontohkan Masjid Istiqlal sebagai simbol keterbukaan dan persatuan antariman.
“Masjid Istiqlal dirancang oleh arsitek beragama Kristen, Bapak Friedrich Silaban, yang merupakan putra seorang pendeta. Ini bukti bahwa semangat persatuan sudah melekat sejak awal pembangunan Istiqlal,” ujar Menag. “Masjid ini bukan hanya untuk umat Islam, tetapi rumah bagi seluruh bangsa Indonesia,” lanjutnya.
Menag juga menyinggung bedug sebagai salah satu bentuk akulturasi budaya dalam Islam Nusantara. Ia menjelaskan bahwa tradisi bedug berasal dari pengaruh budaya Hindu dan menjadi simbol toleransi serta keluwesan Islam di Indonesia.
Program IIS 2025 merupakan kerja sama strategis antara Kementerian Agama dan Kementerian Luar Negeri, dengan dukungan Pemerintah Austria. Mengusung tema “Harmonizing Culture and Religion in Indonesia”, kegiatan yang berlangsung 12–20 November 2025 ini bertujuan memperkenalkan praktik moderasi beragama dan toleransi di Indonesia kepada dunia internasional.
Salah satu delegasi, Alexander Rieger, menyampaikan kekagumannya terhadap semangat keberagaman Indonesia. “Apa yang kami lihat di sini luar biasa. Indonesia berhasil merawat toleransi di tengah masyarakat yang sangat majemuk. Ini sangat menginspirasi,” ujarnya.
Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Muhammad Adib Abdushomad menambahkan bahwa program ini sejalan dengan misi Kemenag dalam memperkuat harmoni sosial. Ia juga memperkenalkan “Kurikulum Cinta”, program pembelajaran yang menanamkan nilai-nilai moderasi, cinta tanah air, dan toleransi sejak dini.
Selain menjelaskan filosofi budaya seperti perbedaan istilah Masjid, Mushola, Langgar, dan Surau, Menag juga memaparkan perbedaan antara Masjid Jami’ dan Masjid Raya, yang memiliki makna dan sejarah tersendiri dalam tradisi Islam di Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Menag turut berbagi pengalaman diplomasi lintas agama, termasuk saat berkunjung ke Vatikan dan menginisiasi “Istiqlal Declaration” sebagai seruan perdamaian global.
“Indonesia akan terus berada di garis depan dalam memperjuangkan dialog antariman demi kemanusiaan,” tegas Menag Nasaruddin.
Menutup pertemuan, Menag berharap para delegasi Austria dapat menjelajahi berbagai tempat ibadah di Indonesia untuk memahami kekayaan spiritual dan budaya bangsa. “Semoga pengalaman ini membawa inspirasi bagi perdamaian dan kerukunan di mana pun Anda berada,” pungkasnya.
Turut mendampingi Menag, Ismail Cawidu, Staf Khusus Menteri Agama Bidang Kebijakan Publik dan Media, bersama jajaran pejabat Kementerian Agama lainnya.
#ONBERITA #ONBerita #OnBeritaJakarta #KemenagRI#HarmoniIndonesia #ToleransiBeragama #PeaceAndHumanity
Penulis: Fajar Novryanto
Editor : Ali Ramadhan
Sumber: Kementerian Agama RI | Jakarta, 13 November 2025
Sumber https://kemenag.go.id/internasional/terima-delegasi-iis-austria-menag-jelaskan-praktik-baik-harmoni-indonesia-eQMgT
