Merlin, Gadis dari Jayapura yang Baru Mengenal Huruf di Usia 19 Tahun
4 mins read

Merlin, Gadis dari Jayapura yang Baru Mengenal Huruf di Usia 19 Tahun

Jakarta – On Berita – 1 November 2025 Di sebuah ruang kelas sederhana di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 29 Jayapura, suara lembut seorang gadis perlahan mengeja huruf demi huruf dengan penuh hati-hati.

“PE… RA… HU…

”Begitulah cara Merlin Julens Marisan menyebut satu kata yang baginya terasa seperti menaklukkan gunung kecil—kata “perahu”. Di hadapannya terpajang bingkai foto Presiden RI Prabowo Subianto, yang namanya kini juga berhasil ia eja dengan lancar setelah beberapa kali mencoba.

Raut wajah Merlin yang semula tegang seketika berubah menjadi lega. Senyum kecil tersungging di bibirnya ketika sang guru, Sinta Ari Susanti, memberikan tepuk tangan sambil memuji keberaniannya.

Bagi sebagian orang, membaca mungkin hal sepele, tetapi bagi Merlin, gadis 19 tahun dari Jayapura itu, kemampuan mengeja adalah pintu menuju dunia baru.

Sinta, yang sehari-hari menjadi guru Bahasa sekaligus Wakil Kepala Bidang Kesiswaan, masih ingat betul bagaimana Merlin pertama kali datang ke sekolah rakyat itu. Tidak ada yang menyangka, di balik ijazah SD dan SMP yang dibawanya, Merlin ternyata belum mengenal abjad dengan baik.

“Waktu dia saya coaching huruf, saya baru sadar, ternyata dia belum hafal abjad. Dia bisa menulis nama lengkapnya hanya karena hafal bentuknya, bukan karena bisa membaca,” kenang Sinta.

Setelah diselidiki lebih jauh, kisah hidup Merlin membuka tabir panjang. Anak kedua dari sepuluh bersaudara ini nyaris tak punya waktu belajar di rumah. Sejak kecil ia harus membantu kedua orangtuanya mengasuh adik-adiknya—menyiapkan susu, memandikan, menyuapi, hingga menidurkan mereka.

“Kalau mama pergi jaga, baru Merlin bisa sekolah. Pulang sekolah, Merlin jaga adik lagi,” tuturnya polos

Ayahnya bekerja sebagai tukang bangunan, sedangkan sang ibu hanya ibu rumah tangga. Penghasilan keluarga tidak menentu, membuat kebutuhan pendidikan sering kali terpinggirkan. Namun di tengah segala keterbatasan, Merlin tumbuh menjadi gadis tangguh yang mahir mengurus rumah.

“Masak ikan, bikin sambal, rebus kasbi, buat kopi untuk bapak,” katanya dengan senyum malu-malu.

“Adik-adik sukanya susu, ada yang masih pakai dot, ada yang tidak.”

Kehadiran SRMA 29 Jayapura menjadi secercah cahaya bagi Merlin. Di sekolah rakyat berasrama ini, semua kebutuhan siswa ditanggung: tempat tinggal, makanan, seragam, hingga alat tulis.

“Senang sekali. Ada teman baru, guru-guru baik, dan kakak asuh yang perhatian. Tidak mau keluar lagi,” ucapnya tulus.

Menyadari keterbatasan Merlin, para guru menerapkan pendekatan khusus. Ia belajar huruf dan angka secara privat setiap hari di perpustakaan, ditemani guru dan dua sahabat sekamarnya, Mina dari Yapen dan Merlin lain dari Jayapura. Mereka dengan sabar membantu mengenali huruf satu per satu.

“Sekarang huruf vokal sudah bisa semua, tinggal konsonan yang masih kebalik-balik,” kata Sinta penuh semangat.

Perubahan hidup Merlin begitu nyata. Jika dulu di rumah ia tidur berdesakan di atas kasur tipis dan sering melewatkan makan karena harus mendahulukan adik-adiknya, kini ia memiliki ranjang dan lemari sendiri. Asupan gizinya teratur, tiga kali sehari lengkap dengan camilan. Berat badannya perlahan naik, dan matanya kini memancarkan semangat baru.

“Di rumah cuma makan dua kali, di sini pagi, siang, malam. Kenyang terus,” ujarnya sambil tertawa kecil.

Bersama 99 siswa lainnya di SRMA 29 Jayapura, Merlin kini berjuang mengejar mimpi yang dulu terasa jauh: bisa membaca lancar, menulis dengan benar, dan suatu hari nanti menjadi seseorang yang membanggakan keluarganya.

Program sekolah rakyat berasrama gratis ini merupakan inisiatif langsung Presiden Prabowo Subianto—sebuah ikhtiar untuk “menjangkau yang tak terjangkau” dan “memungkinkan yang tak mungkin”, terutama bagi anak-anak di pelosok negeri, termasuk di tanah Papua.

Bagi Merlin, setiap huruf yang kini bisa ia baca bukan sekadar pelajaran. Itu adalah simbol harapan, tanda bahwa masa depan masih bisa diperjuangkan.

Dengan mata berbinar, ia menutup kisah kecilnya hari itu dengan satu kalimat sederhana namun sarat makna:“Terima kasih, Pak Presiden.”

#MerlinDariJayapura#HarapanDariTimur#CeritaPapua#SekolahRakyat#JayapuraBangkit#AnakPapuaHebat#PendidikanUntukSemua#

Penulis : Mohammad Hanif Aulia

Editor : Ali Ramadhan

Sumber berita: Berita Kemensos | Jakarta 31 November 2025

Sumber : https://kemensos.go.id/berita-terkini/Sekolah-Rakyat/Berkat-Sekolah-Rakyat,-Merlin-Tak-Lagi-Buta-Aksara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *