Ansor Kota Bandung: Framing Negatif terhadap Ulama dan Pesantren Adalah Serangan terhadap Moral Bangsa
2 mins read

Ansor Kota Bandung: Framing Negatif terhadap Ulama dan Pesantren Adalah Serangan terhadap Moral Bangsa

On Berita – Jakarta – Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Kota Bandung mengecam keras munculnya tayangan dan pemberitaan yang dinilai menampilkan framing negatif terhadap ulama dan pesantren. Ansor menilai, tindakan tersebut bukan hanya bentuk ketidakadilan informasi, tetapi juga serangan terhadap moral dan keutuhan bangsa.

Ketua Pimpinan Cabang GP Ansor Kota Bandung Irwan Khadafi menegaskan, ulama dan pesantren memiliki peran penting dalam membentuk karakter, nilai keagamaan, serta semangat kebangsaan masyarakat Indonesia. Karena itu, setiap bentuk pemberitaan yang memojokkan ulama atau pesantren dianggap sebagai upaya yang merusak tatanan sosial dan mengancam harmoni keagamaan.

“Framing negatif terhadap ulama dan pesantren adalah bentuk serangan terhadap moral bangsa. Pesantren selama ini telah berjasa besar dalam mencetak generasi berilmu, berakhlak, dan cinta tanah air. Tidak seharusnya lembaga mulia ini digambarkan dengan cara yang menyesatkan,” tegas Irwan Khadafi, Selasa (14/10).

Ia menilai, media massa seharusnya menjalankan fungsinya sebagai sumber edukasi dan pencerahan publik, bukan sebagai alat untuk memperkuat stigma atau kebencian terhadap kelompok tertentu.

“Kami mengingatkan media agar lebih berhati-hati dalam mengangkat isu keagamaan. Kebebasan berekspresi tidak boleh digunakan untuk merusak reputasi pesantren dan para kiai yang telah berkontribusi besar bagi bangsa,” ujarnya.

Menurutnya, pesantren adalah lembaga pendidikan yang telah terbukti menjadi pusat pembentukan moral dan nilai kebangsaan sejak masa perjuangan kemerdekaan hingga kini. Framing negatif terhadap pesantren, lanjutnya, sama saja dengan melemahkan pilar moral bangsa Indonesia.

“Dari pesantren lahir tokoh-tokoh nasional, pejuang, dan pemimpin bangsa. Mereka tidak hanya mendidik santri menjadi cerdas secara intelektual, tetapi juga berjiwa nasionalis dan berakhlak mulia. Maka, menjelekkan pesantren berarti merendahkan sejarah perjuangan bangsa,” tambahnya.

GP Ansor Kota Bandung menyerukan agar seluruh elemen masyarakat lebih bijak dalam menanggapi pemberitaan yang menyangkut agama dan lembaga keagamaan. Ansor juga meminta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk mengawasi dan menindak tegas tayangan atau konten yang berpotensi menimbulkan keresahan dan perpecahan di masyarakat.

“Media punya tanggung jawab moral untuk menjaga keseimbangan informasi. Kami berharap KPI turun tangan agar praktik framing negatif seperti ini tidak terulang lagi,” tegasnya.

Menutup pernyataannya, GP Ansor Kota Bandung menegaskan komitmennya untuk terus berdiri di garda depan dalam menjaga kehormatan ulama dan pesantren, serta melawan segala bentuk narasi yang menyesatkan publik.

“Kami tidak akan diam jika ulama dan pesantren difitnah. Kami akan terus menjaga marwahnya, karena membela pesantren berarti membela moralitas bangsa,” pungkas Irwan Khadafi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *