Makna Filosofi Politik atas Pelantikan Gubernur Papua di Istana Negara
1 min read

Makna Filosofi Politik atas Pelantikan Gubernur Papua di Istana Negara

On Berita — Pelantikan Gubernur Papua, Bapak Mathius Fakhiri, dan Wakil Gubernur Papua, Bapak Aryoko Rumaropen, oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara bukan sekadar seremoni politik, melainkan momentum bersejarah yang mengandung makna filosofi kebangsaan yang mendalam.

Dalam pandangan filsafat politik Habermas, momen ini adalah wujud komunikasi deliberatif antara negara dan rakyat — di mana kekuasaan memperoleh legitimasinya melalui pengakuan timbal balik antara pusat dan daerah. “Pelantikan di Istana Negara menandai hadirnya kesetaraan simbolik antara Jakarta dan Papua, antara kekuasaan dan harapan, antara negara dan rakyat yang ingin hidup damai dalam keadilan.”

Sementara dalam kerangka John Rawls, peristiwa ini mencerminkan prinsip fairness — bahwa negara berkomitmen memperlakukan seluruh wilayah secara setara, memberi ruang bagi kehormatan politik dan kesejahteraan sosial bagi semua warga bangsa tanpa membedakan asal-usul dan latar budaya.

Namun, filosofi terdalam dari pelantikan ini justru berakar pada nilai politik khas Indonesia “kasih yang menembus perbedaan”. “Kasih itu yang menyatukan semua kelompok dan kepentingan,yang menghubungkan keberagaman etnis dan iman di Tanah Papua dan yang membersamai perbedaan dalam dinamika pembangunan itu sendiri.” Dalam kasih itulah terletak kekuatan sejati politik: bahwa kepemimpinan adalah panggilan untuk melayani, bukan untuk menguasai.

“Kepemimpinan Mathius Fakhiri dan Aryoko Rumaropen adalah simbol baru rekonsiliasi Papua — kolaborasi antara pengalaman, kearifan lokal, dan harapan baru rakyat. Dari jantung kekuasaan di Istana Negara, lahir kembali semangat untuk membangun Papua dengan hati yang tulus, dengan politik yang mempersatukan, dan dengan kasih yang menghapus sekat-sekat perbedaan.”

Selamat atas Fajar Baru yang terbit di ufuk Timur Indonesia, sebuah harapan Cerah untuk Papua menjadi lebih baik. Harapan itu masih ada dan jangan disia2kan.

Mari bergandeng tangan membangun Papua untuk masa depan anak cucu kita.

Dr. Muhammad Rifai Darus – Jakarta 8 Oktober 2025

Penulis : Woko Baruno

Editor : Ali Ramadhan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *