Makan Bergizi Gratis (MBG) : berubah menjadi makan beracun gratis, dapur fiktif hingga proyek dapur dewan
Novan Ermawan Kordinator Nasional Koalisi aktivis muda indonesia menyebut bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang semestinya menjadi solusi perbaikan gizi anak bangsa kini justru berubah menjadi sumber masalah baru. Sejumlah temuan di lapangan memperlihatkan betapa program ini dijalankan secara serampangan, penuh indikasi penyimpangan, dan mengancam keselamatan generasi penerus.
Pertama, kasus keracunan anak-anak yang mengonsumsi makanan dari MBG menjadi alarm keras bahwa standar kesehatan dan keamanan pangan diabaikan. Alih-alih menyehatkan, makanan yang disajikan justru mencederai hak dasar anak untuk mendapat gizi yang aman dan layak.
Kedua, dapur fiktif yang menggerogoti anggaran MBG semakin memperkuat dugaan adanya permainan kotor. Ribuan dapur yang dilaporkan ada, ternyata hanya nama di atas kertas tanpa aktivitas riil. Dana miliaran hingga triliunan rupiah pun rawan digelapkan lewat modus ini.
Ketiga, terungkap pula bahwa sejumlah anggota dewan memiliki keterlibatan langsung dalam proyek MBG dengan menguasai atau memback-up dapur-dapur tertentu. Kondisi ini jelas menimbulkan konflik kepentingan dan membuka jalan bagi praktik politik rente, di mana program rakyat hanya dijadikan alat memperkaya diri dan kroni.
Kenyataan ini memperlihatkan bahwa MBG lebih banyak sarat pencitraan dan bancakan politik daripada solusi nyata. Tanpa pengawasan ketat dari lembaga independen seperti KPK, BPK, maupun partisipasi publik, program ini berpotensi menjadi skandal korupsi gizi terbesar di negeri ini.
Novan Ermawan Kordinator Nasional Koalisi aktivis muda indonesia menegaskan: program sebesar MBG tidak boleh berubah menjadi mesin politik dan ladang korupsi terselubung. Pemerintah harus segera melakukan evaluasi total, membuka data anggaran dan distribusi secara transparan, serta menyerahkan pengawasan pada pihak independen.
Makan bergizi gratis tidak boleh berubah menjadi makan beracun gratis.Generasi emas 2045 hanya bisa terwujud jika program gizi dijalankan dengan jujur, transparan, dan berpihak pada anak bangsa, bukan pada kepentingan politik segelintir elit.
Penulis : Woko Baruno
Editor : Tim Redaksi On Berita
