
MTsN 22 Jakarta Timur Bantah Siswinya Bunuh Diri karena Di-bully
On Berita – Jakarta – MTsN 22 Jakarta membantah kabar siswinya bunuh diri karena jadi korban bullying atau perundungan di sekolah. Hal itu didasarkan atas permintaan keterangan dari teman dekat korban di sekolah.
“Tidak ada sama sekali pem-bully-an, tidak ada sama sekali,” kata Humas MTsN 22 Jakarta, Ajen Jaenudin
Di sekolah, korban dekat dengan dua orang teman sekelasnya yang berinisial R dan K. Berdasarkan keterangan dua temannya, korban tak pernah mengalami perundungan di kelas.
“Itu tidak ada sama sekali,” ucap dia.
Ajen menyebut, wali kelas korban juga memastikan bahwa tak pernah ada catatan masalah di sekolah. Korban yang masih duduk di bangku kelas 7 dikenal baik dan aktif di sekolah.
“Anaknya baik, aktif kemudian senang membantu temennya.
Menurut Bu Retno (Wali Kelas korban) anak ini tidak ada masalah, bahkan sangat aktif, terakhir pun masih mengajukan diri untuk mengikuti lomba pidato dalam rangka perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. ,” jelas Ajen.
Terkait beredarnya kabar ada surat wasiat mengakhiri hidup karena bullying atau perundungan, hal tersebut dibantah oleh Kepala Madrasah MTsN 22 Jakarta Timur, Drs. Asifudin. M.Pd.
Berdasarkan keterangan dari keluarga korban, sama sekali tak ada surat wasiat yang ditinggalkan, itu sudah dikonfirmasi langsung ke kakeknya. Karena kemarin malam saya juga datang ke rumahnya, tidak ada itu surat wasiat” kata Asifudin.
Humas MTsN 22 Jakarta, Ajen Jaenudin, menyebut korban sempat tercatat tiga kali berkonsultasi dengan guru Bimbingan Konseling (BK). Pada konseling yang pertama dan kedua, korban sempat bercerita soal keinginannya untuk menjadi pemimpin.
“Pertama-pertama menceritakan bagaimana mengembangkan terkait kepemimpinan. Terus juga berkeinginan untuk menjadi anggota Paskibra, karena memang anak tercatat aktif di dalam kelas,” ujar dia.
Sementara, konseling yang ketiga tak sempat terlaksana dengan korban karena korban terlanjur memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.
“Jadi anak ini bukan anak yang low. Bukan anak yang bermasalah. Tapi anak ini menurut wali kelasnya betul-betul aktif, baik, sering membantu temannya,” kata dia.
Menurut Ajen, polisi mesti terus melakukan pendalaman untuk mengungkap motif tewasnya korban. Di sisi lain, dia juga mengharapkan semua pihak dapat membantu meringankan beban keluarga yang ditinggalkan.”Dengan kejadian ini, kita sama-sama berbelasungkawa. ,” kata dia.