Deepfake Naik 550%, Kemkomdigi Minta Platform Global Sediakan Fitur Cek Konten AI
2 mins read

Deepfake Naik 550%, Kemkomdigi Minta Platform Global Sediakan Fitur Cek Konten AI

On Berita – Jakarta – Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) Nezar Patria meminta platform digital global menghadirkan fitur pengecekan konten kecerdasan artifisial (AI) untuk membantu masyarakat menangkal hoaks dan deepfake.

“Kita berharap platform media sosial global juga bisa melakukan filter, atau setidaknya menyediakan fitur untuk mengecek apakah sebuah konten buatan AI atau bukan. Fitur ini sebaiknya bisa digunakan publik secara gratis,” kata Nezar dalam Talkshow Bentara Nusantara bertajuk Urun Daya Tangkal Hoax dan Deepfake AI di kantor RRI, Jakarta, Selasa (9/9/2025).

Fenomena deepfake dinilai semakin mengkhawatirkan. Data Sensity AI mencatat peningkatan 550 persen konten deepfake dalam lima tahun terakhir.

“Saya yakin jumlahnya jauh lebih besar karena kemampuan aplikasi untuk membuat video atau foto deepfake kini sangat masif,” tegas Nezar.

Nezar menambahkan bahwa platform digital seperti Meta atau Google memiliki kekuatan komputasi dan algoritma yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan publik.

“Kalau kita meragukan satu isi konten, bisa dicek dengan kekuatan komputasi dan AI yang mereka punya. Fitur seperti ini bisa jadi bagian layanan standar,” jelasnya.

Nezar menekankan pemerintah berupaya menyeimbangkan inovasi dengan regulasi agar pemanfaatan AI tidak disalahgunakan sebagai alat pembuat konten hoaks.

Indonesia telah memiliki perangkat hukum seperti UU ITE, UU PDP, PP TUNAS, serta sejumlah peraturan teknis. Saat ini, pemerintah juga menyiapkan regulasi khusus terkait pemanfaatan AI yang etis, bermakna, dan bertanggung jawab.

Selain regulasi, Kemkomdigi juga bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Mafindo dan media, melalui program cek fakta.

“Ruang digital ini milik kita bersama, maka kita perlu kerja sama yang erat untuk menjaga publik dari hoaks dan konten negatif,” ujar Nezar.

Ketua Mafindo, Septiaji Eko Nugroho, menyebut fenomena deepfake pertama kali muncul di Indonesia pada tahun 2023 dan kini semakin berkembang pesat.

Menurutnya, konten deepfake kerap disalahgunakan untuk penipuan digital maupun penggiringan opini publik, khususnya pada isu politik.

“Untuk isu politik juga ada, tapi deepfake paling banyak digunakan untuk penipuan digital. Kalau ada konten hoaks berbentuk video yang muncul di tahun 2025 dengan tema penipuan digital, itu mayoritas adalah deepfake,” jelas Septiaji.

Mafindo memastikan akan terus bekerja sama dengan Kemkomdigi, media, dan komunitas literasi digital dalam pengecekan fakta terhadap konten hoaks, termasuk deepfake, yang beredar di internet.

#Kemkomdigi #NezarPatria #Deepfake #HoaksDigital #AI #CekFakta #ONBERITA #OnBerita #OnBeritaNasional #OnBeritaJakarta

Penulis : Rizky Sapta Nugraha

Editor : Ali Ramadhan

Sumber : Berita Kemkomdigi RI | 11 September 2025 https://www.komdigi.go.id/berita/siaran-pers/detail/deepfake-naik-550-kemkomdigi-minta-platform-global-sediakan-fitur-cek-konten-ai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *