Menag: Pembangunan Papua Harus Seimbang Antara Fisik dan Spiritual
2 mins read

Menag: Pembangunan Papua Harus Seimbang Antara Fisik dan Spiritual

Jakarta, On Berita — Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menegaskan bahwa percepatan pembangunan di Papua tidak hanya menitikberatkan pada infrastruktur, tetapi juga pada penguatan spiritual masyarakat. Hal ini disampaikan Menag saat menerima kunjungan Gubernur Papua Barat Daya, Wakil Gubernur Papua Barat, jajaran pemerintah daerah, serta perwakilan Kanwil Kemenag Papua Barat di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Senin (25/08/2025).

Pembangunan Fisik dan Rohani Harus Paralel Menurut Menag, pembangunan Papua harus dilakukan secara paralel antara aspek fisik dan spiritual agar kemajuan infrastruktur dapat berjalan beriringan dengan penguatan karakter dan nilai-nilai kebangsaan.

“Akselerasi pembangunan di Papua baik itu pembangunan fisik maupun spiritual, semuanya harus paralel kita kembangkan. Maka dari itu, pencanangan menanam 1 juta pohon matoa sebagai pertanda ekoteologi juga tidak terlepas dari keseriusan Kemenag dalam menyetarakan akses pembangunan di Papua,” tegas Menag.

Penguatan Moderasi Beragama Menag menjelaskan bahwa Papua yang kaya dengan keragaman agama dan budaya membutuhkan ruang pembinaan rohani, pendidikan keagamaan, serta forum dialog antarumat beragama. Hal ini penting untuk menciptakan kerukunan, saling menghargai, dan mencegah konflik sosial.

“Pembangunan spiritual hadir dalam bentuk peningkatan kualitas pendidikan keagamaan, penguatan moderasi beragama, serta pembinaan generasi muda Papua agar menjadi pribadi yang religius, toleran, dan cinta damai,” jelasnya.

Makna Pohon Matoa sebagai Ekoteologi Dipilihnya pohon matoa sebagai simbol pembangunan ekoteologi Papua dinilai Menag sarat makna. Pohon khas Papua itu memiliki akar yang kokoh, batang besar, dan daun rimbun yang melambangkan keteguhan, keteduhan, dan kehidupan berkelanjutan.

“Akarnya tertancap kuat sehingga tidak gampang ditumbangkan. Batangnya besar dan daunnya lebat, betul-betul bisa menjadi tempat anak-anak kita bermain di bawahnya,” ujar Menag.

Atasi Diskriminasi dan Konflik Selain aspek pembangunan fisik dan ekologi, Menag juga menekankan pentingnya penyelesaian akar persoalan diskriminasi serta konflik antarumat beragama yang masih terjadi di Papua.

“Permasalahan ini tidak mungkin selesai secara tuntas jika tidak menyelesaikan akar-akar persoalannya,” tegas Menag.

Pertemuan ini menjadi momentum untuk memperkuat sinergi antara Kementerian Agama dengan pemerintah daerah Papua Barat dan Papua Barat Daya. Menag berharap, kolaborasi ini dapat mempercepat pemerataan pembangunan, baik dalam hal infrastruktur maupun penguatan spiritualitas masyarakat Papua.

Penulis : Woko Baruno

Editor : Ali Ramadhan

Sumber berita : Kementerian Agama RI, 25 Agustus 2025

Sumber : https://kemenag.go.id/nasional/menag-pembangunan-papua-harus-paralel-fisik-dan-spiritual-xXNjF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *