Kemenhub Genjot Integrasi Transportasi, Bikin Kota Lebih Nyaman dan Terkoneksi
2 mins read

Kemenhub Genjot Integrasi Transportasi, Bikin Kota Lebih Nyaman dan Terkoneksi

On Berita – Jakarta – Kemenhub serius kembangkan integrasi transportasi multimoda untuk konektivitas antarmoda, kenyamanan warga, dan efisiensi biaya.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus mendorong pengembangan integrasi transportasi sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kenyamanan perkotaan dan konektivitas antarmoda.

Direktur Jenderal Integrasi Transportasi dan Multimoda (Intram), Risal Wasal, menegaskan bahwa tujuan integrasi ini bukan hanya soal koneksi fisik, tetapi juga menyangkut efisiensi biaya, ketepatan waktu, kemudahan akses, dan kenyamanan pengguna.

“Kami memastikan antar wilayah terhubung, antara first mile dan last mile harus terintegrasi dan berkelanjutan,” kata Risal dalam acara Press Background: Integrasi Transportasi Sektor Darat dan Kereta Api di Jakarta, Kamis (31/7).

Dalam periode 2025–2029, Ditjen Intram akan memprioritaskan integrasi transportasi di 10 kawasan metropolitan; 9 wilayah 3TP (terdepan, terpencil, tertinggal, dan perbatasan); 5 Kawasan Sentra Produksi Pangan (KSPP); serta 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP)
Termasuk pengembangan 13 stasiun kereta api dan 3 terminal sebagai simpul integrasi utama.

Pada sektor transportasi darat, sudah ada 17 layanan angkutan perkotaan di 13 kota besar yang terkoneksi dengan simpul kereta api seperti MRT, LRT, Commuterline, hingga KA antarkota. Kota-kota tersebut meliputi Jakarta, Bogor, Bandung, Surakarta, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, hingga Makassar.

Direktur Prasarana Transportasi Jalan Toni Tauladan menambahkan bahwa Kemenhub terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk menyamakan tingkat layanan angkutan umum.

“Program seperti Teman Bus sudah kami dorong untuk integrasi dari titik awal hingga akhir perjalanan,” ujarnya.

Untuk mendukung pengembangan ini, Ditjen Perhubungan Darat juga menyuplai data teknis yang mempermudah penyesuaian integrasi antara moda darat dan kereta api. Toni menjelaskan bahwa integrasi ini menjadi penting karena karakteristik Indonesia sebagai negara kepulauan memerlukan transportasi lintas moda untuk perjalanan yang efisien.

Sementara itu, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Arif Anwar menyoroti pengembangan Transit Oriented Development (TOD). TOD diharapkan mampu menghubungkan area pemukiman, bisnis, pedestrian, dan transportasi umum dalam satu kawasan yang efisien.

“Tujuannya agar masyarakat tidak kesulitan berpindah moda transportasi. Semua harus terhubung,” jelas Arif.

Beberapa contoh implementasi integrasi ini sudah terlihat di Kawasan TOD Blok M dan Tanah Abang; Sky Bridge MRT ASEAN – Halte Transjakarta; Kawasan Dukuh Atas; serta Stasiun Baru Jatake dan Stasiun Tigaraksa

Dengan langkah-langkah tersebut, Kemenhub menargetkan transportasi publik menjadi tulang punggung mobilitas perkotaan sekaligus mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi.

#Kemenhub #IntegrasiTransportasi #TransportasiPublik #Multimoda #TOD #MRT #LRT #Commuterline
#TemanBus #StasiunMultimoda #TransportasiBerkelanjutan #IndonesiaTerkoneksi #PerkotaanNyaman

Penulis : Rizky Sapta Nugraha

Editor : Ali Ramadhan

Sumber : Berita Kemenhub RI | Jakarta, 1 Agustus 2025. https://dephub.go.id/post/read/integrasi-transportasi-wujudkan-perkotaan-yang-lebih-nyaman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *