Wamenkop Tegaskan Koperasi Jadi Kunci Reforma Agraria dan Kedaulatan Petani
2 mins read

Wamenkop Tegaskan Koperasi Jadi Kunci Reforma Agraria dan Kedaulatan Petani

On Berita – Jakarta – Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono menegaskan bahwa koperasi merupakan instrumen strategis untuk membangun ekonomi rakyat dan menjadi fondasi utama dalam mewujudkan reforma agraria. Dalam Kongres V Serikat Petani Indonesia di Jambi, ia menyoroti pentingnya membangkitkan kedaulatan desa melalui koperasi yang mandiri dan kolektif.

Wakil Menteri Koperasi dan UKM (Wamenkop) Ferry Juliantono menegaskan pentingnya membangun kekuatan ekonomi rakyat melalui koperasi sebagai prasyarat utama keberhasilan reforma agraria. Pernyataan itu disampaikan dalam Kongres V Serikat Petani Indonesia (SPI) yang digelar di Jambi pada Selasa (22/7).

“Tidak bisa bicara reforma agraria tanpa ekonomi rakyat. Dan tidak bisa bicara ekonomi rakyat tanpa koperasi. Maka kebangkitan koperasi adalah kunci reforma agraria,” tegas Ferry di hadapan ratusan peserta kongres.

Acara tersebut turut dihadiri Wakil Gubernur Jambi Abdullah Sani, Ketua Umum SPI Henry Saragih, serta perwakilan dari Kementerian Kehutanan dan Pertanian. Kongres ini juga menjadi ajang konsolidasi berbagai tokoh masyarakat dan aktivis agraria dari seluruh Indonesia.

Menurut Wamenkop, sinergi koperasi petani dengan Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih akan memperkuat sistem pangan nasional yang berdaulat. Ia menekankan bahwa Kopdes/Kel Merah Putih tidak dimaksudkan untuk menggantikan koperasi petani yang sudah ada, melainkan memperkuat ekosistem usahanya.

“Serikat Petani Indonesia sudah punya koperasi-koperasi. Ini harus diperkuat untuk dorong hilirisasi. Petani jangan hanya menjual hasil panen, tapi juga harus bisa mengolah dan mendistribusikannya secara kolektif,” ujarnya.

Ferry juga menyoroti pentingnya membalik paradigma pembangunan desa. Menurutnya, selama ini desa terlalu sering hanya menjadi objek pembangunan. Ia menilai peluncuran Kopdes/Kel Merah Putih oleh Presiden di Klaten merupakan simbol penting kebangkitan desa sebagai subjek pembangunan.

“Desa harus kembali menguasai hasilnya sendiri. Kita ingin Kopdes/Kel menjadi alat transformasi nilai tambah yang berpihak pada produsen, yaitu petani,” ujarnya.

Ia mencontohkan, dengan adanya koperasi desa, rantai distribusi pupuk subsidi yang selama ini panjang dan menyulitkan petani bisa dipangkas. Petani akan lebih mudah mengakses pupuk dengan harga lebih murah, sehingga biaya produksi turun dan margin keuntungan naik.

“Ini bentuk nyata kedaulatan ekonomi petani. Mereka tidak boleh terus bergantung pada tengkulak atau pihak luar desa,” ujar Ferry.

Kopdes/Kel Merah Putih juga diharapkan bisa bermitra dengan unit penggilingan padi desa, agar petani bisa mengolah hasil panennya sendiri. Dalam jangka panjang, koperasi desa akan menjadi kekuatan utama dalam mewujudkan ekonomi berkeadilan berbasis desa.

Ferry menutup dengan harapan agar momentum Kongres SPI menjadi tonggak konsolidasi gerakan rakyat untuk distribusi tanah yang adil, penguatan ekonomi lokal, serta kemandirian desa melalui koperasi.

“Inilah saatnya membangkitkan kembali ekonomi kerakyatan yang berpijak pada kekuatan desa dan koperasi,” pungkasnya.

#KoperasiBangkit #ReformaAgraria #PetaniBerdaulat #EkonomiRakyat #KongresSPI
#Wamenkop #KedaulatanPangan #DesaMandiri #KoperasiIndonesia

Penulis : Rizky Sapta Nugraha

Editor : Ali Ramadhan

Sumber : Berita Kemenkop RI | Jakarta, 24 Juli 2025. https://kop.go.id/read/wamenkop-kebangkitan-koperasi-untuk-wujudkan-reforma-agraria

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *