Star Asset Management dan NuoTrust Dorong Dana Abadi Wakaf Melalui Reksadana Syariah Berbasis Sukuk

Jakarta, 28 Juni 2025 l On Berita— Star Asset Management (Star AM) bersama NuoTrust tengah mengembangkan instrumen investasi berbasis syariah untuk menciptakan dana abadi wakaf yang berkelanjutan. Melalui kolaborasi ini, dana wakaf akan dikelola secara profesional dalam bentuk reksadana syariah yang berinvestasi pada instrumen sukuk.
Direktur Utama Star Asset Management, Hanif Mantiq, menyampaikan bahwa pihaknya akan bertindak sebagai manajer investasi, sementara NuoTrust akan menjadi pengelola wakaf dan penyalur dana ke sektor-sektor strategis seperti pendidikan.
“Harapan kami adalah menciptakan dana abadi wakaf yang terus bergulir dari hasil keuntungan investasi. NuoTrust akan menyalurkan hasil wakaf tersebut, sementara kami yang mengelola investasinya,” jelas Hanif.
Star AM sendiri saat ini mengelola dana investasi senilai Rp23 triliun, termasuk Rp750 miliar di segmen syariah. Dalam upayanya mendukung pengelolaan dana wakaf, Star AM tengah mempersiapkan reksadana syariah yang fokus berinvestasi di sukuk, baik yang diterbitkan pemerintah maupun korporasi.
“Reksadana sukuk saat ini memang menjadi yang paling dominan di pasar syariah. Mekanismenya mirip dengan reksadana pada umumnya, hanya saja hasil dari investasi ini bisa langsung disalurkan untuk kepentingan wakaf melalui NuoTrust,” tambah Hanif.
Mengelola dana sosial keagamaan seperti wakaf memiliki tantangan tersendiri, terutama dalam hal pemasaran dan pemilihan instrumen yang sesuai syariah. Namun menurut Hanif, tantangan ini serupa dengan pengelolaan endowment fund di institusi pendidikan luar negeri seperti Harvard dan Oxford.
“Bedanya, kalau dana konvensional bisa ke semua instrumen surat utang, kalau wakaf hanya ke sukuk. Tantangan lain adalah bagaimana memasarkan reksadana ini secara masif, agar bisa menjangkau lebih banyak wakaf,” ujarnya.
Strategi distribusi Star AM melibatkan kerja sama dengan bank, fintech, dan sekuritas. Salah satu contoh suksesnya adalah peluncuran produk Reksadana Pendapatan dana Syariah yang dalam waktu kurang dari dua tahun berhasil mengumpulkan dana Rp750 miliar.
Untuk menjaga keamanan dan transparansi, dana wakaf akan ditempatkan di bank kustodial syariah, yakni Bank Syariah Indonesia (BSI), yang menjamin keterpisahan antara dana investor dan dana perusahaan.
“Reksadana adalah kontrak tiga pihak: nasabah, manajer investasi, dan bank kustodial. Kami diawasi oleh OJK, dan dana dikelola di bawah kustodial syariah, sehingga masyarakat tak perlu khawatir,” jelas Hanif.
Hanif menekankan bahwa keberadaan dana abadi wakaf yang dikelola profesional dapat mendorong pembiayaan pendidikan berkelanjutan di Indonesia. Ia menargetkan agar total dana kelolaan syariah dapat tumbuh signifikan dari Rp50 triliun saat ini menjadi Rp150 triliun.
“Bayangkan jika dana kelolaan wakaf mencapai Rp100 triliun dengan hasil 5% per tahun. Itu berarti Rp5 triliun bisa dimanfaatkan untuk pendidikan. Bahkan anak SD atau SMP pun bisa berwakaf mulai dari Rp10 ribu, cukup lewat teknologi fintech,” katanya.
Menurut Hanif, pendekatan ini akan memudahkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam wakaf tanpa hambatan administratif seperti proposal atau nominal besar.
“Dengan dukungan teman-teman di NuoTrust dan teknologi yang ada, saya yakin dana kelolaan ini bisa mencapai triliunan rupiah,” tutupnya.
“Launching tersebut jg diisi dengan talkshow yg diisi oleh Alim A Siddik dari Dewan Pengarah NUO Trust Fund, Prof.Dr.rer.nat. Jaenal Effendi IKNB Syariah Dewan Syariah Nasional, Dien Sukmarini Analyst at Directorate of Capital Market Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Hanif Mantiq Direktur Utama (CEO) PT Surya Timur Alam Raya Asset, serta dihadiri Yudiarto, Pimpinan Rekan KAP Abubakar Usman & Rekan yg mendampingi memberikan konsultasi aspek pembukuan dan pelaporan sehingga program tersebut dapat memenuhi aspek transparansi dan akuntabilitas publik”.
Penulis : Woko Baruno, Rizky Sapta Nugraha, Rizki Abdul Rahman Wahid
Editor : Ali Ramadhan