Sekolah Rakyat, Upaya Pemerintah Putus Rantai Kemiskinan

On Berita – Jakarta – Program Sekolah Rakyat yang digagas Presiden Prabowo Subianto siap diluncurkan Juli 2025. Program ini menyasar anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem sebagai upaya strategis memutus rantai kemiskinan antargenerasi.

Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono menyatakan bahwa Sekolah Rakyat akan menjadi “secercah harapan” bagi warga miskin yang selama ini sulit membayangkan anak mereka bisa mengenyam pendidikan berkualitas. Program ini menjadi bagian dari prioritas nasional untuk menurunkan kemiskinan ekstrem hingga 0 persen pada 2026.

“Pak Presiden ingin memotong transmisi kemiskinan dan memuliakan orang miskin lewat pendidikan. Ini bukan hanya sekolah gratis, tapi juga pemberdayaan keluarga dan perbaikan kehidupan,” ujar Agus Jabo dalam diskusi media “Sekolah Tanpa Sekat” di Jakarta, Rabu (25/6/2025).

Sekolah Rakyat akan menampung anak-anak dari desil 1 dan 2 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Selain pendidikan setingkat SD hingga SMA, sekolah ini dilengkapi asrama, fasilitas olahraga, tempat ibadah, dan program pemberdayaan untuk orang tua siswa.

Pada tahap awal, akan beroperasi 100 Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia yang menampung 9.755 siswa, melibatkan 1.554 guru dan 3.390 tenaga pendidik. Kurikulumnya mencakup persiapan akademik dan karakter berbasis pemetaan bakat, dengan pendekatan boarding school dan luas lahan minimal 8,5 hektare per sekolah.

Selain itu, pemerintah akan memanfaatkan 122 Balai Latihan Kerja (BLK) dan 45 gedung pemda untuk memperluas cakupan. Presiden menargetkan 500.000 siswa dari keluarga miskin dapat dijangkau secara nasional.

“Kita harus buktikan bahwa anak tukang becak bisa punya masa depan lebih cerah. Sekolah Rakyat adalah gerakan memuliakan kaum miskin lewat pendidikan,” tegas Agus.