Business Matching UMKM Tembus USD 68,65 Juta, Kemendag Genjot Akses Pasar Ekspor

On Berita – Jakarta – Program UMKM BISA Ekspor dari Kementerian Perdagangan sukses dorong transaksi ekspor UMKM hingga tembus USD 68,65 juta per Mei 2025. Langkah konkret ini membuka peluang ekspor produk lokal ke pasar global.

Kementerian Perdagangan RI (Kemendag) terus memperluas peluang ekspor bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui skema penjajakan bisnis atau business matching dalam program UMKM BISA Ekspor (Berani Inovasi, Siap Adaptasi).

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Fajarini Puntodewi, menyampaikan bahwa nilai transaksi yang tercapai selama Januari–Mei 2025 mencapai USD 68,65 juta atau setara Rp1,1 triliun, meningkat 19,16% dari periode sebelumnya.

“Business matching menjadi jembatan penting agar UMKM mengenal pasar global dan mampu mencatatkan transaksi langsung dengan buyer luar negeri,” ujarnya.

Dalam kurun waktu lima bulan, tercatat 296 kegiatan business matching diadakan melalui perwakilan perdagangan RI di 33 negara akreditasi, terdiri atas 197 sesi pitching dan 99 pertemuan langsung dengan calon mitra dagang.

Hanya pada Mei 2025, kegiatan ini menghasilkan potensi transaksi senilai USD 11,05 juta, dengan PO senilai USD 10,65 juta dan potensi tambahan USD 400 ribu. Sebanyak 119 UMKM berpartisipasi, menampilkan produk seperti fesyen, kerajinan, makanan olahan, kopi, belalang goreng, dan produk perikanan.

Sebanyak 17 buyer dari 7 negara ikut serta, menunjukkan meningkatnya minat pasar global terhadap produk UMKM Indonesia.

Program ini didukung oleh 11 lembaga pembina UMKM, termasuk Bank Indonesia, BRI, BNI, LPEI, ASEI, Pertamina, dan Padi UMKM, yang berperan aktif dalam menyeleksi dan mengarahkan UMKM binaan.

Di sisi lain, kinerja ekspor nonmigas Indonesia juga menunjukkan tren positif. Total ekspor Januari–April 2025 mencapai USD 82,55 miliar, naik 7,68% dibanding periode yang sama tahun lalu. Komoditas utama ekspor antara lain batubara, minyak nabati, dan besi baja, dengan pasar utama ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan India.