
Pengelolaan Sampah Berbasis Spiritual Ekologis, Upaya Merawat Jiwa dan Bumi
Jakarta | ON Berita— Pengelolaan sampah tidak semata soal teknis dan kebersihan lingkungan, tetapi juga menyangkut nilai-nilai spiritual dan kesadaran ekologis. Hal ini ditegaskan oleh anggota Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim PBNU (LPBI PBNU), Muhammad Arif Rosyid Hasan, dalam kegiatan Training of Facilitator Pengelolaan Sampah Berbasis Spiritual Ekologi di SMK Ma’arif NU Jakarta, Senin (23/6/2025).
Dalam penyampaiannya, Arif menekankan bahwa spiritual ekologi adalah pendekatan yang menempatkan alam sebagai amanah ilahi, bukan objek eksploitasi semata.
“Saya mengutip kalimat Gus Yahya, Ketua Umum PBNU: Merawat jagat, yang artinya menjaga bumi sebagai ruang hidup dan membangun tatanan kehidupan bersama,” ujar Arif.
Arif menjelaskan bahwa manusia sebagai khalifatullah fil ardi harus mengedepankan sikap zuhud—hidup sederhana, tidak serakah, serta berkeadilan dalam memperlakukan alam.
“Zuhud dan keadilan ekologis berkaitan erat. Pembangunan yang tidak adil secara ekologis justru akan menimbulkan kerusakan dan ketimpangan,” lanjutnya.
Ia juga mengutip prinsip pembangunan berkelanjutan 3P: People, Planet, dan Profit sebagai kerangka reflektif dalam menjaga kelestarian lingkungan dan memperkuat dampak sosial.
Dalam sesi tersebut, Arif juga menyinggung tradisi ekologis masyarakat Baduy yang patuh pada kearifan lokal dan larangan keras untuk mencampuri hukum alam.
“Ini bentuk nyata dari kepasrahan terhadap takdir Allah sekaligus bentuk kesalehan ekologis,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan pesan Rasulullah saw bahwa hidup di dunia ini ibarat seorang musafir yang berteduh sebentar, lalu melanjutkan perjalanan. Artinya, kehidupan dunia seharusnya dijalani dengan kesadaran spiritual dan tanggung jawab ekologis.
Sementara itu, Direktur CT Arsa Foundation, Muhammad Wahib, menambahkan bahwa Islam sangat menekankan nilai maslahat (kebaikan) dan mencegah mafsadah (kerusakan) dalam setiap aspek kehidupan, termasuk pengelolaan sampah.
“Al-Quran secara tegas melarang membuat kerusakan di muka bumi, seperti disebutkan dalam Surah Al-A’raf ayat 56,” ujar Wahib.
Ia menyampaikan bahwa pelestarian lingkungan sejatinya bagian dari ibadah manusia kepada Allah.
Pelatihan ini merupakan bagian dari program besar LPBI PBNU dalam membangun ekosistem pendidikan berbasis spiritual ekologis, dengan SMK Ma’arif NU Jakarta sebagai sekolah percontohan.
“Kita ingin siswa tidak hanya tahu teori, tapi juga mengalami, mempraktikkan dan menjadi agen perubahan lingkungan yang berlandaskan nilai keislaman,” kata Arif.
Penulis : Woko Baruno
Editor : Ali Ramadhan