
Dinamika Negosiasi Tarif Dagang RI–AS
Jakarta, OnBeria — Dalam diskusi terbaru di kanal COLLABS AND NETWORK, Prof. Nyarwi Ahmad dan Arief Taufik membahas impact dan tantangan hasil kesepakatan tarif dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat yang menurunkan tarif impor produk Indonesia dari 32% menjadi 19%.
“Penurunan tarif ke 19% menjadi sinyal positif bagi akses ekspor Indonesia, namun industri dalam negeri perlu memperkuat daya saing agar tidak tersingkir oleh produk impor.” ujar Prof. Nyarwi Ahmad
Diskusi ini menggarisbawahi pentingnya peningkatan kandungan lokal (TKDN) dan kesiapan struktur industri domestik agar dapat memanfaatkan peluang ekspor—bukan sekadar menjadi penerima dampak negatif kompetisi harga.
“Kesepakatan ini membuka akses bagi produk Indonesia, tetapi lebih jauh, simbol ini memberi sinyal bahwa Indonesia mencari kemitraan dengan negara besar tanpa kehilangan kendali atas ekonomi nasional.” tegasnya Arief Taufik
Ia menekankan bahwa diplomasi perdagangan dengan AS bukan semata soal tarif, tetapi tentang menjaga kedaulatan ekonomi di tengah persaingan geopolitik global, termasuk dominasi dagang China di Asia.
Tantangan dan Prospek : 1. Industri Lokal Perlu Adaptasi Tantangan utama adalah kesiapan sektor industri untuk beradaptasi terhadap arus barang impor yang lebih kompetitif dari AS. Peningkatan kualitas produk, efisiensi produksi, dan fasilitas hilirisasi menjadi krusial. 2. Keseimbangan Perdagangan dan Investasi Kesepakatan ini membuka peluang ekspor, sekaligus menimbulkan risiko ketergantungan terhadap pasar AS. Prof. Ahmad dan Arief menekankan pentingnya diversifikasi pasar dan memperkuat basis produksi lokal. 3. Strategi Negosiasi di Tengah Persaingan Global Dalam konteks ekonomi kawasan Asia dan pengaruh China, negosiasi dengan AS tidak hanya soal tarif, tetapi juga mencakup posisi negosiasi Indonesia dalam percaturan ekonomi global.
Strategi negosiasi perdagangan seperti ini memberikan jalan untuk memperluas ekspor dan memperkuat akses pasar. Namun, hasilnya baru bisa optimal jika diiringi dengan langkah internal, seperti: Meningkatkan kualitas dan volume produksi lokal, Mendorong investasi di sektor-sektor strategis (ekspor, industri olahan, sumber daya mineral), Memperkuat narasi publik dan diplomasi ekonomi untuk menjaga keseimbangan dan kedaulatan.
Penulis : Woko Baru nongol
Editor : Ali Ramadhan
Sumber : kanal YouTube COLLABS AND NETWORK